Invalid Date
Dilihat 51 kali
Oleh Bangga Al Hakim — Kepala Desa Kesimantengah
Desa Kesimantengah, yang terletak di kaki pegunungan Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, bukanlah sekadar wilayah administratif biasa. Di balik nama yang selama ini terdengar sederhana, tersembunyi warisan sejarah yang dalam — warisan yang bukan hanya tertulis dalam dokumen kolonial, tetapi juga terpatri dalam tanah, batu, dan tutur para leluhur. Nama ini telah hidup sejak masa sebelum kemerdekaan, bahkan kemungkinan besar jauh lebih tua, mengakar hingga era kerajaan Hindu-Buddha, Mataram Islam, dan masa kolonial Belanda.
🏛️ 1. Jejak Awal dalam Dokumen Kolonial
Kesimantengah mulai tercatat dalam catatan resmi kolonial sejak akhir abad ke-19. R.D.M. Verbeek, seorang geolog ternama, menyebut “Tjandi Kèsiman-tēngah” dalam laporan arkeologisnya tahun 1891. Dalam daftar Lijst van Oudheden, nama ini muncul sebagai bagian dari pemetaan warisan kuno di wilayah Mojokerto — mengindikasikan kemungkinan eksistensi struktur suci dari masa Hindu-Buddha.
Tahun 1914, arkeolog Hindia Belanda terkenal, Dr. Krom, menegaskan kembali keberadaan situs ini. Ia menyebutnya dalam karyanya “Voorstellingen van Vaartuigen op de Reliefs van den Boroboedoer”, merujuk langsung pada Kesiman-tengah sebagai lokasi dengan peninggalan arkeologis yang semula dikira menggambarkan kapal, namun kemudian diidentifikasi sebagai motif candi.
Penyebutan nama ini pun terus berlanjut, bahkan dalam media resmi seperti ZATERDAG 24 DECEMBER 1927 yang terbit di Hindia Belanda, menandakan pentingnya wilayah ini tidak hanya secara budaya, tetapi juga administratif.
🧭 2. Asal-Usul Nama: Lapisan Bahasa, Sejarah, dan Identitas
Sebagai putra desa dan peneliti sejarah, saya mencoba menelusuri arti kata “Kesimantengah” melalui pendekatan linguistik yang menggabungkan unsur Sanskerta, Jawa Kuna, dan bahasa lokal modern.
🔤 A. Analisis Linguistik
Nama “Kesimantengah” kemungkinan besar berasal dari gabungan :
Ada pula kemungkinan nama ini mengalami evolusi fonetik dari kata Kesuma (Sans. केशव = bunga/keindahan), yang dalam Kakawin Arjunawiwaha dipakai sebagai simbol kemuliaan. Di sini, “Kesimantengah” bisa berarti “wilayah indah di tengah-tengah sima” — entah itu secara geografis, spiritual, maupun politis.
Evolusi bahasa dari Jawa Kuna ke Jawa Baru mendukung transisi dari kata-kata seperti sima menjadi siman, dan teṅah menjadi tengah, sebagaimana lazim terjadi dalam perkembangan bahasa di Nusantara.
🗺️ B. Perbandingan Toponim
Menariknya, toponim “Kesiman” juga ditemukan di Bali (Denpasar), yang historisnya punya relasi budaya dengan Jawa Timur. Di sekitar Mojokerto sendiri, ada banyak desa dengan awalan serupa seperti Kesiman Lor, Kesiman Kidul, menandakan bahwa nama ini bukanlah ciptaan Belanda, melainkan warisan linguistik kuno yang tersebar.
🧱 3. Bukti Arkeologi: Fragmen yang Terlupakan
Warga kami beberapa kali menemukan batu bata kuno berukuran besar (30x20x10 cm) — ukuran khas struktur Majapahit — ketika menggali sumur atau fondasi rumah. Ada pula pecahan gerabah berglasir hijau, mirip dengan artefak dari Situs Kedaton Trowulan (abad 14–15 M).
Candi Jolotundo yang hanya berjarak 8 km dari desa kami, serta keberadaan yoni tanpa lingga di sekitar Situs Pacet, memperkuat kemungkinan bahwa Kesimantengah adalah bagian dari jaringan permukiman kuno yang terhubung langsung dengan pusat Kerajaan Majapahit.
📖 4. Legenda dan Folklor: Siman, Batu, dan Leluhur
Tradisi lisan menyebut nama Mbah Siman, tokoh yang dipercaya membuka hutan dan menjadi leluhur desa. Dalam Babad Pacet (koleksi KRT Tandhanegara, 1923), Mbah Siman digambarkan sebagai figur sakral yang dihormati hingga kini.
Tradisi “Mudun Lemah” — upacara turun tanah — masih rutin dilakukan di sebuah batu besar di Dusun Kesiman. Hal ini mengingatkan pada catatan misionaris Belanda, Pastor Van den Elzen (1872), yang mencatat bahwa penduduk masih menyembah batu yang disebut Watu Siman. Ini bisa jadi adalah bentuk lanjutan dari praktik megalitik atau Hindu-Jawa kuno.
🧪 5. Arah Penelitian Masa Depan
Sebagai kepala desa, saya merekomendasikan beberapa langkah konkret :
Kami juga mengundang para arkeolog, filolog, dan peneliti untuk datang dan menyumbangkan keilmuannya demi mengangkat sejarah lokal ini ke panggung nasional.
📜 Penutup: Kesimantengah sebagai Mikrokosmos Sejarah Jawa
Kesimantengah bukan hanya sekadar nama. Ia adalah mikrokosmos sejarah Jawa, yang merekam:
Kita mewarisi bukan sekadar tanah, tapi juga nama yang menyimpan warisan budaya dan identitas. Seperti dikatakan Prof. Timbul Haryono:
“Nama-nama tempat di Jawa seperti bawang; setiap dikupas, muncul lapisan sejarah baru.”
Kini tugas kita bukan sekadar menjaga nama ini, tetapi menghidupkan kembali kisah di baliknya.
Kesimantengah adalah warisan — dan masa depan.
📚 Referensi dan Rujukan :
Bagikan:
Desa Kesimantengah
Kecamatan Pacet
Kabupaten Mojokerto
Provinsi Jawa Timur
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini