Invalid Date
Dilihat 36 kali
Kesimantengah, Pacet — Sebuah wawancara inspiratif yang menjadi salah satu tugas atau pelajarandan antara siswa kelas XII-9 SMA Negeri 1 Pacet Kepala Desa Kesimantengah menjadi momen penting dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya lokal. Bertempat di Desa Kesimantengah, wawancara tersebut mengangkat tema asal-usul dan legenda desa yang selama ini hidup dalam ingatan kolektif masyarakat.
Wawancara diawali dengan pertanyaan tentang legenda asal-usul nama “Kesimantengah”. Kepala Desa memaparkan bahwa nama desa ini telah tercatat sejak akhir abad ke-19 dalam laporan arkeolog Belanda, R.D.M. Verbeek. Dalam catatannya berjudul Lijst van Oudheden van Java, Verbeek menyebutkan keberadaan sebuah situs candi bernama “Tjandi Kèsiman-tēngah”.
Salah satu bagian paling menarik dari situs ini adalah relief yang menggambarkan kisah Samudra Manthana, atau pengadukan lautan susu—sebuah cerita epik dari mitologi Hindu yang menggambarkan kerja sama antara para dewa (dewa) dan raksasa (asura) dalam mencari tirta amerta, air kehidupan. Relief ini bukan hanya ukiran indah di batu, melainkan simbol mendalam tentang harmoni, kolaborasi, dan pencarian makna hidup. Bagi masyarakat Kesimantengah, relief tersebut mencerminkan nilai-nilai luhur yang telah mengakar sejak zaman kuno.
“Ini menunjukkan bahwa Kesimantengah bukan sekadar bagian dari kerajaan lokal seperti Majapahit atau Mataram Islam, tetapi juga memiliki keterkaitan dengan peradaban besar Asia,” jelas Kepala Desa. Ia menambahkan bahwa cerita semacam ini bukan hanya menyimpan unsur sejarah, tetapi juga spiritualitas dan filosofi hidup yang relevan hingga kini.
Peneliti Belanda lainnya, Dr. Krom, juga disebut dalam wawancara ini. Ia pernah mengunjungi situs candi tersebut pada tahun 1914 dan memberikan koreksi penting atas asumsi Verbeek, khususnya mengenai relief yang semula disangka menggambarkan perahu. Koreksi ini menegaskan bahwa penelitian sejarah selalu terbuka terhadap interpretasi baru seiring berkembangnya ilmu dan pendekatan kajian.
Dalam sesi wawancara tersebut, para siswa juga mengeksplorasi peran tokoh-tokoh penting dalam sejarah lokal. Alih-alih hanya tokoh legenda, nama-nama seperti Verbeek dan Dr. Krom dianggap berkontribusi dalam membentuk narasi historis Desa Kesimantengah.
Saat ditanya mengenai pesan moral dari kisah Samudra Manthana dan legenda desa, Kepala Desa menekankan pentingnya menjaga identitas dan warisan lokal. “Nama Kesimantengah bukan sekadar istilah administratif. Ini adalah pintu gerbang menuju masa lalu dan jati diri kita,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan kisah ini, seperti mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan dan media digital, memasukkannya ke dalam kurikulum muatan lokal, hingga menyelenggarakan festival budaya desa.
Wawancara ditutup dengan ucapan terima kasih dari pihak siswa atas ilmu dan inspirasi yang diberikan. Kepala Desa pun mengapresiasi semangat para siswa. “Antusiasme kalian dalam mempelajari sejarah lokal adalah harapan bagi masa depan desa ini. Semoga kalian menjadi generasi penerus yang mampu menjaga dan menghidupkan kembali kisah Kesimantengah,” ujarnya.
Ucapan Terima Kasih kepada SMA Negeri 1 Pacet
Pemerintah Desa Kesimantengah menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada SMA Negeri 1 Pacet, khususnya siswa-siswi kelas XII-9, atas kepedulian dan kontribusinya dalam menggali sejarah lokal. Kegiatan ini diharapkan menjadi contoh sinergi positif antara dunia pendidikan dan pemerintahan desa dalam menjaga warisan budaya serta memperkuat identitas lokal yang berkelanjutan.
Bagikan:
Desa Kesimantengah
Kecamatan Pacet
Kabupaten Mojokerto
Provinsi Jawa Timur
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini